web stats

Senin, 13 April 2015

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN



KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Puji syukur  kepada Allah  SWT atas  rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Ukur dan Pengukuran dengan judul “ ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK ”. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan maka dari itu kami mengharapkan saran yang membangun dari bapak/ pembaca.
Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari banyak motifasi dari teman-teman yang telah membantu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak memotifasi dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah ini bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai Tugas Alat Ukur dan Pengukuran ini.
Demikianlah sebagai penghantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhanan ini dapatditerima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini kami mengucapkan ribuan terima kasihsih yang tidak terhingga. Semoga segala bantuan dari semua motifasi mudah-mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT. Amin-amin ya rabbal alamin.
                                                                                       Wassalam,

                                                                                       Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR                                                        ............................. 1
DAFTAR ISI                                                                         ............................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                    ............................. 3
B.     Tujuan                                                                 ..............................3
BAB II  PEMBAHASAN    
A.    Alat Ukur Kumparan Putar                                 ............................. 4 - 8
B.     Alat Ukur Elektrostatis                                       ..............................9 - 10
C.     Alat Ukur Elektrodinamis                                   .............................10-  14
D.    Alat Ukur Thermocouple                                    .............................14 – 15
E.     Wattmeter                                                            .............................15 - 17
F.      Multimeter                                                           .............................17 - 19
G.    Osciloscope                                                          .............................19 - 36
PENUTUP                                                                             ............................. 37
DAFTAR PUSTAKA                                                            ............................. 38







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang user.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya : temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometer air raksa sekarang dapat diukur dengan thermocople.
Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang pengukuran. Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus untuk mahasiswa elektro. Karena tanpa pengukuran listrik maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui besaran – besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang – barang elektronika dan listrik.
Mengingat begitu pentingnya pengukuran listrik, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai instrument alat ukur arus bolak balik atau AC.
B.     Tujuan
1.         Memahami pengolongan alat ukur listrik dan prinsip kerjanya.
2.         Mengetahui contoh – contoh alat ukur listrik sesuai penggolongannya.
3.         Memahami prinsip kerja wattmeter dan multimeter.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Alat Ukur Kumparan putar
1.      Struktur alat ukur kuparan putar
Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur, yang bekerja atas dasar adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabakan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang penting yang dipakai untuk bermacam arus, yaitu arus searah, arus bolak-balik.
Pada dasarnya Alat kumparan putar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang bergerak dan bagian yang diam. Bagian yang bergerak terdiri dari kumparan putar, jarum penunjuk dan beban penyeimbang. Sedangkan bagian yang diam terdiri dari medan karena magnet permanen, pegas atau per serta penyangga.
 
Gambar 1. Alat kumparan putar terdiri dari kumparan putar, jarum penunjuk,beban penyeimbang, magnet permanent, pegas dan penyangga

Kumparan diletakkan di antara magnet permanent pada suatu inti besi yang berbentuk silinder agar arah dari medan magnet selalu tegak lurus terhadapkumparan putar. Kumparan diletakkan di antara magnet permanent pada suatu inti besi yang berbentuk silinder agar arah dari medan magnet selalu tegak lurus terhadap kumparan putar. Beban penyeimbang diletakkan di belakang jarum penunjuk yang berfungsi sebagai penyeimbang sehingga poros penyangga jarum penunjuk berada tepat di titik beratnya. Tujuan diberikannya beban penyeimbang ini adalah untuk mengurangi gesekan serta goncangan pada jarum penunjuk ketika menyimpang atau berdefleksi. Magnet permanent yang diberikan berguna untuk membangkitkan medan magnet di sekitar kumparan putar dan akan menimbulkan momen gerak pada kumparan putar apabila dialiri arus. Penyangga pada alat ukur kumparan putar ini berfungsi untuk menahan berat kumparan putar beserta jarum penunjuknya. Gesekan yang terjadi antara penyangga (jewel) dengan poros perputarannya (pivot) harus diusahakan sekecil mungkin. Pegas atau per yang dipasang pada alat ukur kumparan putar ini berfungsi untuk memberikan momen perlawanan terhadap momen gerak sehingga didapat suatu keseimbangan momen atau gaya pada harga penunjuknya.

1.      Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ukur kumparan ini adalah adanya gaya pada penghantar berarus yang diletakkan pada medan magnet (berdasarkan percobaan Lorentz). Pada alat ukur kumparan putar pada umumnya terdapat baterai yang memungkinkan arus searah melalui alat ukur tersebut saat probe dihubungkan sehingga kemudian jarumpenunjuknya bergerak. Simpangan atau defleksi jarum penunjuk terjadi karena adanya interaksi antara arus dan medan magnet pada kumparan putar. Arus pada kumparan putar mengakibatkan gaya elektromagnetis yang memiliki arah tertentu sehingga jarum menyimpang sebesar q.
Simpangan dinyatakan dengan momen gerak
Td = BnabI
Dengan
B = medan magnet di celah udara
a= panjang kumparan
b= lebar kumparan
n= banyaknya lilitan
I= arus
Pegas yang dipasangkan pada jarum penunjuk akan memberikan reaksi yang berbanding lurus dengan sudut rotasi sumbu dan berusaha untuk menahan perputaran dengan momen control
Tc = τ θ
Apabila jarum penunjuk menyimpang dengan sudut akhir q maka terjadi keadaan seimbang dimana Td = Tc.

2.      Kelebihan dan Kelemahan
a.    Kelebihan:
·      Memerlukan daya rendah
·      Dapat dimodifikasi dengan bantuan shunt dan tahanan seri untuk memperbesar batas ukur arus dan tegangan
·      Peredaman dengan arus sangat efektif
·      Karena medan yang bekerja pada alat ukur sangat kuat, alat ukur tidak banyak dipengaruhi oleh medan magnet luar.
b.   Kelemahan:
·      Karena kontruksi yang bagus dan perlunya kecermatan permesinan dan perakitan dari berbagai suku cadang, alat ukur ini lebih mahal.
·      Beberapa kesalahan (error) terjadi karena pegas control dan magnet permanent yang sudah tua atau lama pemakaiannya
Alat ukur ini pada umumnya hanya digunakan rangkaian listrik searah tetapi kadang-kadang juga digunakan dengan diberi penyearah atau sambungan thermo untuk pengukuran listrik bolak-balik pada batas-batas frekuensi tertentu. Alat ukur kumparan putar jenis magnet permanent ini dapat dipakai sebagai ammeter dengan bantuan tahanan shunt atau sebagai voltmeter dengan bantuan tahanan shunt atau dengan bantuan tahanan seri yang besar.

3.         Pengukur Arus (Ammeter) kumparan putar
Alat ukur kumparan putar pada dasarnya adalah alat pengukur arus atau pengukur amper. Arus yang dapat dialirkan melalui kumparan putar dibatasi lebih kurang di bawah 30 mA. Hal ini disebabkan alat-alat putarnya tidak dapat terlalu berat sehingga kawat-kawat penghantar dari kumparan tidak terlalu tebal. Harga maksimum yang dapat diukur oleh pengukur ampare ini lebih kecil dari kira-kira 30 mA.
Gambar 2. Ammeter kumparan putar
Agar pengukur ampare ini dapat melakukan pengukuran arus yang lebih besar dari 30 mA, maka dapat dilakukan dengan menambahkan suatu hambatan yang dihubungkan parallel pada kumparan putar.
Gambar 3. (a) Ammeter dengan rangkaian shunt (b) Voltmeter dengan rangkaian
Shunt
Jika tahanan total pada kumparan putar dan pegas-pegas pengontrol disebutR1, sedangkan arus yang diukur adalah I, kemudian arus yang masuk ke dalamkumparan disebut dengan I” maka akan berlaku persamaan –persamaan berikut:
I = m I"
m adalah harga factor perkalian (multiplikasi) dari shunt.
Walaupun arus yang masuk sebenarnya ke dalam kumparan putar adalahI’, tapi harga skala yang diberikan sesuai dengan arus I sehingga memungkinkanuntuk pengukur ampere dengan tahanan shunt ini untuk mengukur arus sebesar mkali lebih besar
Sebagai contoh, bila diberikan tahanan shunt sebesar 5,005 mW dandipasang parallel dengan suatu kumparan putar pengukur arus yang mempunyaiharga skala maksimum 100 mA dan tahanan dari alat putarnya (pegas) sebesar 5 kW maka faktor perkalian yang diperoleh adalah sebesar
Sehingga arus yang diuukur adalah
I = m I '= 1.000x100 = 100mA.

4.      Pengukur Tegangan (Voltmeter) kumparan putar
Konfigurasi dasarnya adalah dengan menghubungkan suatu tahananan seridengan kumparan putar alat ukur arus dimana arus secara langsung masuk kedalam kumparan putar.Jika tahanan dari kumparan putar adalah R1 dan tahananseri yang dipasang adalah R2, maka jika tegangan yang akan diukur diletakkan diujung dari alat ukur tegangan tersebut, maka arus I akan mengalir melaluikumparan putar dan dipenuhi persamaan sebagai berikut:
V = (R1+R2) I
Jadi walaupun arus yang mengalir melalui kumparan putar adalah I, namun jarumpenunjuk akan menunjukkan skala berupa tegangan V.
Sebagai contoh, jika terdapat suatu tahanan yang mempunyai harga 7,5 kW dihubungkan secara seri dengan suatu kuparan putar yang mempunyai hargaskala maksimal 4 mA dan tahanan dalam sebesar 3 W maka diperoleh
V = (3 + 37.500)0,004 = 150 V pada I = 4mA
Sehingga telah diperoleh pengukur tegangan dengan skala maksimal 150 V.




A.    Alat Ukur Elektrostatis
Alat ukur elektrostatis adalah alat ukur yang mempergunakan gayaelektrostatis yaitu gaya tarik antara muatan listrik yang didapatkan dari interaksiantara dua buah elektroda yang masing-masing mempunyai potensial yangberbeda. Gaya elektrostatis ini dapat menimbulkan torsi penyimpangan. Biasanya alat ukur ini digunakan sebagai alat ukur tegangan bolak-balik dantegangan searah. Untuk beda potensial yang cukup besar, maka gaya elektrostatisyang dihasilkan kecil, sehingga alat ukur ini biasanya dikhususkan untuk teganganyang tingi.

1.      Prinsip Kerja
Alat ukur ini terdiri dari dua buah elektroda yaitu elektroda tetap danelektroda putar. Agar terhindar dari pengaruh pelepasan muatan listrik padategangan tinggi, maka tepian plat taadi dibulatkan dengan permukaan yang sangathalus. Kemudian terdapat cicin pelindung yang terpasang pada elektroda putaryang bergerak. Cincin pelindung ini memungkinkan terjadinya medan yang rataantara elektroda putar dan elektroda tetap serta dapat mengurangi pengaruh medanelektrostatis sekelilingnya. Elektroda putar akan bergerak dan mendapatkanmomen gaya ketika suatu tegangangan yang akan diukur ditempatkan antara duaelektroda tersebut. Momen yang dihasilkan sebanding dengan kuadarat tegangandan arahnya menuju bertambahnya kapasitas kondensator. Untuk menunjukkanharga tegangan yang diukur, maka sebuuah jarum penunjuk dihubungkan dengansumbu gerak elektroda putarnya. Perputaran jarum penunjuk merupakanpergerakan yang linier dari elektroda putar.
Alat ukur elektrostatis ini merupakan alat ukur arus searah dan arus bolakbalik. Dalam keadaan arus searah, simpangan atau sudut putar jarum penunjuktergantung kepada kudaran dari tegangan yang diukur, sedangkan pada keadaanbolak-balik, sudut putar jarum penunjuk tergantung pada harga efektif daritegangan yang diukur. Pada arus searah, mula-mula arus pengisi mengalir yangkemudian sesudahnya arus hmpir-hampir tidak mengalir. Pada arus bolah-baliarus pengisi akan terus mengalir di antara elektroda-elektroda


 








Gambar 4. Prinsip kerja alat ukur elektrostatis (a) diperrgunakan untuk teganganbeberapa kilovolt (b) dipergunakan untuk tegangan tinggi
2.      Kelebihan dan Kelemahan
a.       Kelebihan:
·         Alat ukur ini sangat ideal untuk suatu alat ukur tegangan atau voltmeter.
·         Pada penggunaan tegangan tinggi, momen geraknya bertambah besar dengan menaiknya tegangan, dengan kerugian daya yang kecil
·         Dapat dibuat dengan kecermatan yang tinggi
·         Bebas dari kesalahan yang diakibatkan histerisis, arus eddy dan akibat pengaruh suhu
·         Hanya menarik arus yang sangat kecil karena kapasitansi alat ukur pada rangkaian listrik bolak balik.
·         Dapat digunakan sampai dengan frekuensi 1000 kHz

b.      Kelemahan:
·         Pada tegangan rendah, momen geraknya sangat rendah sehingga batas tegangan yang minimal dapat dipakai untuk alat ukur ini ada di sekitar 100 Volt.
·         Harganya mahal dan tidak mudah membuatnya kuat.

A. Alat Ukur Elektrodinamis
Pada alat ukur yang bekerjaberdasarkan prinsip elektrodinamis, maka magnet permanen seperti pada alat ukur kumparan putar digantidengan kumparan yang tetap dan arus dimungkinkan dapat dialirkan melaluikumparan tetap dan kumparan putar. Monen gerak yang dihasilkan dari system tersebut merupakan interaksi antara medan magnet yang dibuat oleh kumparantetap dan medan magnet yang dibuat oleh kumparan putar. Alat ukur elektrodinamis ini dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik pada arussearah maupun arus bolak balik.

1.      Prinsip Kerja
Kumparan putar (M) dari alat ukur elektrodinamis ini ditempatkan di antarakumparan tetap (F1 dan F2). Ketika terdapatarus (i1) yang melalui kumparan tetap dan juga terdapat arus (i2) yang melaluikumparan putar, maka akan dihasilkan gaya elektromagnetis yang dikenakan padakumparan putar. Apabila kumparan telah mengalami perputaran dengan suduttertentu yaitu sebesar 𝜭 dari posisi nolnya, maka momen gerak yang dihasilkanadalah
k1 i1i2  cos(α -𝜭 )
dengan k1 adalah tetapan. Pegas yang terpasang pada alat ukur akan memberikanmomen kontrol dan terjadi keseimbangan antara momen gaya simpangan danmomen gaya kontrol yang memenuhi persamaan
𝝉𝜭= k1 i1i2  cos(α-𝜭 )
Dengan k1 adalah tetapan pegas. Hasil pengukuran akan ditunjukkan oleh jarum
penunjuk yang tergantung pada hasil kali dua arus yang berbeda yaitu  i1dan  i2.
 






Gambar 5. Prinsip kerja Alat ukur elektrodinamis


2.      Ammeter Elektrodinamis
Untuk membuat Ammeter elektrodinamis, maka kumparan tetap dankumparan putar dihubungkan secara seri. Besar sudut putaran pada Ammeter iniadalah
Karena kumparan putar dan kumparan tetap dihubungkan seri maka i1= i dani2 = k2i   maka besar sudut putaran menjadi
Hasil pengukuran arus oleh alat ukur elektrodinamis ini merupakan harga efektifdari arus yang diukur.
3.      Voltmeter Elektrodinamis
Untuk membuat Voltmeter elektrodinamis, diperlukan tahanan seri yangdihubungkan pada rangkaian dan mengalirkan arus sekitar100mA melalui kumparan putarnya.
Gambar 6. Prinsip voltmeter elektrodinamis
4.      Var Meter
Var meter merupakan alat untuk mengukur daya reaktif (semu).
Q= E I sin 𝜭
Untuk mendapatkan harga sinus dari beda fasanya dilakukan dengan menambahkan penggeser fasa sebesar 90º yaitu dengan menambahkan komponen reaktif seperti L atau C.
Gambar 7. Var meter
Penggunaan L atau C tergantung dari sifat beban. Bila beban bersifat induktif, maka komponen yang dipakai adalah L. sedangkan beban kapasitif, komponen yang dipakai adalah C.

5.      Frekuensi Meter
Frekuensi meter elektrodinamis mempunyai dua kumparan tetap. Masing – masing kumparan tetapnya dibuat suatu rangkaian resonansi seri R, L, C.  Rangkaian pertama mempunyai frekuensi resonansi dibawah suatu harga frekuensi tertentu dan rangkaian lain beresonansi pada frekuensi di atas frekuensi yang ditetapkan tersebut. Misalnya untuk frekuensi 50 Hz, rankaian I beresonansi pada frekuensi 40 Hz dan rangkaian II beresonansi pada 60 Hz. Pada frekuensi antara 40 -50 Hz, kumparan medan yang pertama dengan rangkaiannya bekerja lebih dominan sehingga menghasilkan torsi yang arahnya berlawanan dengan jarum jam. Pada frekuensi antara 50 – 60Hz, kumparan medan kedua dengan rangkaiannya bekerja lebih dominan sehingga menghasilkan torsi yang searah jarum jam.

6.      Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan alat ukur elektrodinamis ini dapat digunakan untuk arus searahmaupun arus bolak balik serta dapat dibuat dengan presisi yang baik, sedangkankelemahannya adalah pemakaian dayanya yang tinggi sehingga kurang dipakaisebagai alat ukur arus maupun tegangan.

B.     Alat Ukur Thermocouple
Thermocouple adalah suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yangmasing-masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkansatu denngan yang lain pada ujung-ujungnya. Jika pada kedua titk hubung kedualogam tersebut mempunyai perbedaan temperature, maka timbullah beda potensialyang memungkinkan adanya arus listrik di dalamnya. Gaya gerak listrik akibatadanya beda potensial tersebut disebut dengan GGL thermis.
Prinsip Kerja:
Gambar 8. Prinsip kerja alat ukur jenis thermocouple
Terdapat sebuah kawat pemanas lurus yang dibuat dari bahan yangmempunyai nilai tahanan yang cukup tinggi. Pada tengah-tengah kawat pemanastersebut dihubungkan dengan salah satu titik hubung dari thermocouple. Keduaujung bebas thermocouple masing-masing dihubungkan dengan pengukur milivoltyang akan mengukur beda tegangan yang dihasilkan oleh kedua ujungthermocouple tersebut. Jika arus I dialirkan melalui kawat pemanas maka kawat pemanas akan membangkitkan panas dengan besar daya berbanding dengan aruskuadratnya. Panas yang dibangkitkan ini menaikkan panas pada tengah kawatpemanas dari T1ke T2yang sebanding dengan jumlah panas

klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar